Senin, 19 Juni 2017

Mari Mengenal lebih dekat 12 Eco-Lifestyle versi U-Green ITB!

      Halo semuanya!! Pada postingan gue kali ini, gue bakal bahas mengenai 12 Eco-Lifestyle U-Green ITB. Dari namanya yaitu Eco dan Lifestyle, kita bisa artikan Eco-Lifestyle sebagai gaya hidup yang ramah lingkungan. Terus, kenapa ada U-Green ITB nya? Karena Eco-Lifestyle yang gue posting ini didapat dari unit kegiatan mahasiswa gue di ITB yaitu U-Green ITB (Unit Green ITB atau unit yang bergerak dalam bidang pengkajian lingkungan dan juga pelestariannya). Sebagai anggota U-Green, gue dan temen-temen anggota U-Green yang lain wajib melaksanakan 12 Eco-Lifestyle ini dan "disunnahkan" untuk membagikannya kepada orang lain. Nah, karena "disunnahkan" untuk membagikannya kepada orang lain ini gue merasa tergerak untuk berbagi melalui blog ini. Langsung aja kita bahas satu per satu 12 Eco-Lifestyle versi U-Green ITB ini.


1. Berwawasan Lingkungan
      
      Seperti gaya hidup pada umumnya, kita harus mengetahui ilmu yang melatarbelakangi munculnya gaya hidup tersebut dan alasan untuk melakukan gaya hidup tersebut. Misalnya gaya hidup sehat, untuk melalukan gaya hidup sehat kita perlu tau apa itu sehat, caranya sehat, dan alasan gaya hidup tersebut dapat membuat kita sehat. Untuk melakukan gaya hidup ramah lingkungan kita perlu mengetahui apa itu lingkungan, bagaimana cara menjaga kelestarian lingkungan, perlunya menjaga kelestarian lingkungan, dan hal-hal berbau lingkungan lainnya. Hal-hal tersebut dapat diperoleh melalui banyak media seperti buku, internet, majalah, radio, televisi, dan media lainnya.

2. Memilah Sampah Dengan Tepat

      Mungkin kebanyakan dari kita yang telah membuang sampah pada tempatnya, tetapi belum memilahnya dengan benar. Di tempat-tempat umum biasanya telah tersedia 2 jenis tempat sampah yaitu organik dan non-organik. Namun, pemisahan 2 jenis sampah seperti ini masih belum tepat karena mungkin banyak orang yang keliru bahwa sampah kertas merupakan sampah non-organik padahal sampah kertas merupakan sampah organik. Oleh karena itu, di U-Green sampah terbagi menjadi 3 jenis yaitu sampah mudah terurai, sampah sulit terurai, sampah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun). Mudah terurai di sini artinya sampah dapat diuraikan oleh bakteri maupun organisme pengurai dengan mudah dan relatif cepat. Sulit terurai di sini merupakan kebalikan dari mudah terurai dan jenisnya bisa saja organik. Sementara sampah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) adalah sampah yang proses pembuangannya membutuhkan perlakuan khusus seperti cairan tubuh manusia, zat-zat kimia hasil limbah laboratorium, baterai bekas, dan sampah lainnya yang memiliki kemungkinan dapat mengkontaminasi lingkungan secara berbahaya. Untuk prakteknya, kalian dapat membuat 3 tempat sampah di tempat tinggal kalian yang bertuliskan 3 jenis sampah yang telah disebutkan di atas sehingga kalian sudah mendukung proses pemilahan sampah yang baik minimal di lingkungan kalian. Selain itu, jangan lupa mengingatkan orang lain untuk selalu memilah sampah dengan baik setiap kalian melihat orang yang salah dalam memilah sampah.

3. Mengurangi Volume Sampah

      Kata mengurangi di sini artinya mengurangi ukuran dari sampah yang kita buang maupun mengurangi frekuensi pembuangan sampah. Contoh dari mengurangi ukuran sampah adalah ketika kita mau buang sampah botol plastik air mineral, kita buka label botol dan tutup botolnya kemudian diremukkan hingga ukurannya lebih kecil. Contoh lainnya ketika kita mau membuang sampah kardus atau box, kita lipat kardus tersebut hingga bentuknya menjadi 2 dimensi (persegi atau persegi panjang). Terus contoh buat mengurangi frekuensi sampah dengan cara 3R (Reuse, Reduce, Recycle) yang kalian pasti sudah kenal seperti apa 3R itu wkwk. Oh iya, selain membantu menjaga lingkungan, proses pengurangan ukuran sampah dapat menghindari penyalahgunaan sampah juga seperti pemakaian ulang/botol rekondisi yang berbahaya jika digunakan sebagai kemasan pangan.

4. Mencabut Colokan Listrik Yang Tidak Digunakan

      Seringkali setelah menggunakan peralatan elektronik, kita lupa mencabut colokannya dan aliran listriknya tetap mengalir walaupun elektronik tersebut tidak menyala. Hal ini dapat menyebabkan pemborosan listrik dan juga membuat tagihan listrik "membengkak". Selain itu, kita juga sering mengisi daya handphone dan meninggalkannya tidur sehingga ketika sudah 100% tidak dicabut-cabut. Hal seperti itu dapat membuat energi listrik yang digunakan untuk mengisi daya baterai terbuang sia-sia dan juga merusak baterai handphone perlahan-lahan. Jadi, apabila alat elektronik sedang tidak digunakan cabut aja colokannya daripada buang-buang listrik dan membuat tagihan listrik kita bertambah.

5. Mematikan Lampu Yang Tidak Dibutuhkan

      Di siang hari, seringkali kita menghidupkan lampu yang sebenarnya tidak dibutuhkan. Daripada menggunakan lampu, lebih baik membuka jendela maupun tirai jendela biar cahaya bisa masuk ke ruangan yang terangnya sama dengan lampu. Tujuannya sama seperti Eco-Lifestyle nomor 4 yaitu untuk menghindari buang-buang listrik yang bisa buat pembangkit listrik bekerja ektra untuk memproduksi energi listrik dan memperbesar tagihan listrik juga.

6. Menggunakan Air Secara Efektif & Efisien 
   
      Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak bisa lepas dari yang namanya air. Air dipakai buat berbagai kebutuhan mulai dari minum, memasak, dan juga MCK. Agar kebutuhan air manusia di seluruh dunia dapat terpenuhi dan menghindari krisis air, kita perlu bijak dalam menggunakan air. Contoh bijak menggunakan air adalah menggunakan air secara efektif dan efisien seperti menutup kran air dengan sempurna jangan sampai ada air yang menetes karena setiap tetes air berharga #ea. Terus, pas lagi cuci tangan jangan lupa kran airnya ditutup dulu selama tangan kita diberi sabun dan kalau mau dibilas baru buka lagi kran airnya. Btw, soal kran yang memang dasarnya menetes terus bisa diakalin dengan kita tampung airnya sama ember biar klo udh banyak bisa kita pakai juga wkwk.

7. Menghemat Penggunaan Kertas

      Walaupun saat ini merupakan era digital, penggunaan kertas tidak terlepas dalam kegiatan pembuatan dokumen dan arsip. Bahan baku kertas yang berasal dari kayu akan mempengaruhi jumlah pohon yang ada di dunia dan berkaitan langsung dengan fungsi pohon sebagai penghasil oksigen sehingga kita harus berhemat dalam penggunaan kertas. Kita tetap bisa menggunakan kertas dalam jumlah yang cukup banyak, tetapi kita dapat berhemat dengan menggunakan kertas secara bolak-balik sehingga salah satu sisi kertas tidak "menganggur". Istilah dari penggunaan kertas seperti ini biasa disebut kertas reuse atau melakukan reuse kertas.

8. Menggunakan Barang-Barang Refillable
  
      Mungkin beberapa dari kita baru pertama kali mendengar barang refillable. Barang refillable adalah barang yang dapat digunakan berkali-kali sehingga tidak perlu dibeli atau diproduksi berkali-kali dalam jangka waktu yang pendek. Contoh dari barang refillable adalah botol minum refillable seperti merk Tupperware (bukan promosi wkwk). Dalam penggunaan barang refillable perlu diperhatikan juga keamanannya jika dipakai untuk menyimpan bahan pangan. Penggunaan barang refillable dapat mengurangi limbah botol plastik maupun barang-barang berbahan plastik serta mengurangi biaya yang keluar untuk membeli barang yang hanya sekali pakai.
 
9. Mengurangi Penggunaan Kantung Plastik Maupun Kresek

      Ketika berbelanja di pasar tradisional, pasar swalayan, dan toko, biasanya kita akan diberi kantung plastik baik itu kantung plastik biasa maupun kantung kresek untuk membawa barang belanjaan kita. Dibalik kemudahan dalam menggunakan plastik, bahan ini sulit sekali terurai di alam sehingga dapat mencemari lingkungan terutama tanah. Untuk mencegah ataupun mengurangi hal itu, kita dapat mulai berbelanja menggunakan tote bag yang dikategorikan sebagai barang refillable dan menolak apabila diberikan kantung plastik. Nah, kalau udah terlanjur pakai kantung plastik atau kresek ada jalan untuk mencegah pencemaran lingkungan yaitu dengan menggunakan kantung plastik atau kresek tersebut berkali-kali hingga kantung plastik itu bener-bener rusak dan gak bisa digunakan lagi.

10. Bijak Dalam Berkendara

         Transportasi merupakan salah satu kebutuhan yang penting bagi manusia. Dalam memenuhi kebutuhan transportasi, manusia menciptakan berbagai kendaraan bermotor seperti mobil, motor, bus, pesawat, kereta api, dan kapal laut. Penggunaan kendaraan bermotor ini memiliki efek negatif juga kepada lingkungan yaitu sisa hasil pembakaran mesin kendaraan bermotor yang dapat merusak lingkungan dengan mencemari udara. Untuk mengurangi dampak atau efek negatif tersebut, kita dapat bijak dalam berkendara. Bijak dalam berkendara di sini artinya kita harus cermat dalam menggunakan kendaraan yang akan kita gunakan berdasarkan jarak tempuh dan kapasitas kendaraan. Maksudnya adalah ketika akan berpergian dengan jarak yang dekat lebih baik berjalan kaki atau menggunakan sepeda saja, ketika ada sekelompok orang yang akan menuju tujuan yang sama lebih baik pergi bersama-sama dengan 1 kendaraan saja tidak pergi sendiri-sendiri, dan juga lebih memilih kendaraan publik/umum dibanding mengendarai kendaraan pribadi.

11. Sayangi Makhluk Hidup

         Kita hidup di bumi tidaklah sendirian, kita hidup bersama makhluk hidup lainnya seperti hewan dan tumbuhan. Tuhan Yang Mahakuasa telah menciptakan kita sebagai khalifah/pemimpin di muka bumi untuk merawat dan menjaga kelestarian bumi itu sendiri maupun makhluk-makhluk hidup yang ada di dalamnya. Selain itu, guna kita merawat dan menjaga kelestarian makhluk hidup yang ada di sekitar kita adalah untuk menjaga keseimbangan ekosistem di bumi yang pada akhirnya akan berdampak positif pada kelangsungan hidup kita juga. Hal kecil yang dapat kita lakukan untuk menyayangi makhluk hidup adalah dengan memberikan makanan kepada hewan liar yang sedang berkeliaran di sekitar kita misalnya kucing liar, tidak memelihara hewan apabila merasa tidak sanggup untuk merawatnya dan tidak memelihara hewan/satwa yang dilindungi, jangan menebang atau merusak bagian tanaman secara sengaja tanpa tujuan dan ukuran yang jelas.

12. Membangun Kesadaran Publik

         Setelah kita melakukan 11 gaya hidup di atas, mari kita mulai berbagi dan memberikan kesadaran kepada orang lain tentang pentingnya menjaga dan merawat kelestarian lingkungan dengan melakukan gaya hidup yang ramah lingkungan. Caranya dapat memiliki bentuk yang beragam, mulai dari menulis di blog seperti yang gue lakukan, melakukan penyuluhan kepada masyarakat di Car Free Day, membuat seminar tentang pentingnya menjaga lingkungan, dan paling minimal dapat mengingatkan orang terdekat seperti keluarga, sahabat, dan teman untuk selalu menjaga kelestarian lingkungan. Saru orang menyebarkan kebaikan pada satu orang lain, akan memiliki pengaruh ke lebih dari satu orang menurut gue.

      Itulah 12 Eco-Lifestyle yang U-Green ITB terapkan secara khusus kepada anggotanya dan secara umum kepada masyarakat. Jujur sangat sulit untuk melakukan 12 Eco-Lifestyle di atas secara berkelanjutan karena banyak tantangan dan harus menghilangkan kebiasaan yang sulit sekali hilang. Gue sendiri masih belum bisa melakukan seluruh 12 Eco-Lifestyle yang diajarkan U-Green ke gue, tapi gue selalu berusaha untuk bisa melakukan semuanya. Harapan dari postingan gue ini adalah orang yang membaca ini terinspirasi dan teredukasi untuk memulai niat selalu menjaga kelestarian lingkungan melalui 12 Eco-Lifestyle atau 12 gaya hidup ramah lingkungan. Salam Hijau!🍃🍃🍃

    
 
 
       




Kamis, 01 Juni 2017

Apa itu FTSL ITB?

Logo FTSL ITB Angkatan 2016


    Udah lama banget gue udh ga nulis blog lagi karena kesibukan kuliah, maaf banget. Nah mumpung lagi libur dan lumayan kosong gue mau lanjut nulis blog. Oh ya, gue mengucapkan Marhaban Yaa Ramadhan dan Selamat Menunaikan Ibadah Puasa 1438 H bagi yang menjalankannya. Sesuai judul tulisan ini, gue bakal bahas tentang fakultas dimana gue berkuliah yaitu FTSL ITB atau Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan ITB. Mungkin bakal muncul pertanyaan kenapa gue bahas fakultas duluan dibanding jurusan. Alasan gue nulis tentang fakultas dulu karena (gue belum tau dapet jurusan apa wkwk) ketika kalian diterima di ITB gak langsung dapet jurusan. Sebelum dapet jurusan kalian akan melaksanakan yang namanya TPB (Tahap Persiapan Bersama) selama tahun pertama perkuliahan kalian di ITB. Materi kuliah di TPB masih mirip sama pelajaran SMA tapi dengan level yang berbau olimpiade a.k.a lebih susah seperti fisika dasar, kalkulus, sama kimia dasar. Semua fakultas akan dapet 3 mata kuliah itu kecuali FSRD (Fakultas Seni Rupa dan Desain) sama SBM (Sekolah Bisnis dan Manjemen). Selain dapet 3 mata kuliah itu, setiap fakultas bakal dapet mata kuliah umum seperti tata tulis karya ilmiah, olahraga, bahasa Inggris, PRD (Pengantar Rekayasa Desain), dan PTI (Pengantar Teknologi Informasi). Terus kalian juga dapet mata kuliah khusus di fakultas tersebut misalnya di FTSL dan FTI bakal dapet gambar teknik (gamtek), FITB dapet PITB (Pengantar Ilmu Teknologi Kebumian), FTMD dapet PTMD (Pengantar Teknik Mesin dan Dirgantara), FTTM dapet pengantar juga tapi lupa namanya apa, SITH dapet PITH atau apa gitu namanya (Pengantar Ilmu Teknologi Hayati), SAPPK dapet teknik presentasi (tekpres), dan FMIPA dapet PKMIPA (Pengantar Keilmuan MIPA). Maaf kalau ada yang belum gue sebutin. Intinya TPB itu tujuannya untuk matrikulasi (penyetaraan) kemampuan mahasiswa ITB sebelum masuk jurusan yang mereka inginkan atau dapatkan.
      Okay, kita balik lagi fokus ke FTSL. Dahulu kala FTSL memiliki nama FTSP yang kepanjangannya Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan. Kalau dilihat dari masa sekarang FTSP ini seperti penggabungan dari FTSL, SAPPK, sama FITB. Karena pada zaman FTSP masih ada, jurusan dari fakultas ini ada Teknik Sipil, Teknik Lingkungan, Teknik Kelautan (gak tau udah ada apa belum), Arsitektur, Planologi, sama Geodesi. Sekarang di FTSL tidak ada geodesi (sekarang FITB), arsitektur (sekarang SAPPK), dan planologi (sekarang SAPPK). Saat ini FTSL terdiri dari 5 jurusan yang terbagi menjadi 2 kampus yaitu Kampus Ganesha dan Kampus Jatinangor, untuk Ganesha ada Teknik Sipil, Teknik Kelautan, dan Teknik Lingkungan. Sementara untuk Jatinangor ada Teknik Pengelolaan Sumber Daya Air (TPSDA) dan Rekayasa Infrastruktur Lingkungan (RIL). Untuk SNMPTN dan SBMPTN kedua kampus ini BERBEDA jadi JANGAN ANGGAP JIKA MEMILIH JATINANGOR DAPAT MEMILIH JURUSAN DI GANESHA ATAU SEBALIKNYA. Sorry gue block biar bisa dibaca jelas dan jadi peringatan karena banyak teman-teman seangkatan gue yang salah pilih kampus FTSL dan gak bakal bisa pindah. Daripada kelamaan langsung aja kita lanjut ke jurusan-jurusan yang ada di FTSL.

Logo HMS ITB
      Pertama gue akan bahas jurusan atau prodi paling tua di ITB dan juga prodi paling favorit di FTSL Ganesha yaitu teknik sipil yang memiliki kode jurusan SI. Teknik sipil adalah ilmu teknik yang mempelajari bagaimana merancang, membangun, memperbaiki dan merawat infrastruktur di darat seperti rumah, gedung, jembatan, dan lain sebagainya untuk kemajuan dan kesejahteraan manusia. Prodi teknik sipil ini telah ada sejak ITB (THS pada zaman itu) berdiri pada tahun 1920. Prodi teknik sipil ini juga merupakan tempat berkuliahnya Presiden pertama RI yaitu Sang Proklamator Ir. Soekarno. Hal-hal yang dipelajari di prodi teknik sipil adalah mata kuliah yang berbau fisika, kimia (sedikit kayaknya), dan matematika. Untuk  mengetahui apa saja mata kuliah yang akan dipelajari di teknik sipil ITB dapat melihat link berikut: https://ftsl.itb.ac.id/program-studi/sarjana-teknik-sipil/. Selain melakukan kegiatan di kelas, mahasiswa teknik sipil ITB memiliki organisasi untuk dijadikan wadah pengembangan softskill dan keorganisasian yaitu Himpunan Mahasiswa Sipil ITB atau HMS ITB. Prospek kerja dari lulusan teknik sipil sangat luas mulai menjadi kontraktor, konsultan, developer suatu kawasan, bekerja di pemerintahan seperti Kementerian Pembangunan Umum (Kemen PU), dan juga dosen/akademisi. 
Logo HMTL ITB
      Setelah membahas prodi teknik sipil, sekarang kita lanjut untuk membahas program studi Teknik Lingkungan yang memiliki kode jurusan TL. Teknik lingkungan adalah ilmu teknik yang mempelajari bagaimana merekayasa lingkungan secara efisien untuk menunjuang kebutuhan dan kehidupan manusia. Prodi teknik lingkungan ini didirikan pada tahun 1964. Mayoritas mata kuliah di teknik lingkungan lebih berbau ke kimia, fisika, sedikit matematika, dan sedikit biologi. Untuk mengetahui apa saja mata kuliah yang akan dipelajari di teknik lingkungan ITB dapat melihat link berikut: http://www.tl.itb.ac.id/page/view/kurikulum. Kegiatan di luar kelas mahasiswa teknik lingkungan ITB diwadahi oleh Himpunan Mahasiswa Teknik Lingkungan (HMTL ITB) yang dapat mengembangkan softskill dan pengalaman organisasi mahasiswa TL. Prospek kerja dari lulusan teknik lingkungan juga sangat baik karena setiap industri maupun perusahaan pada umumnya membutuhkan bagian HSE (Health, Safety, and Environment) yang membutuhkan lulusan teknik lingkungan, kemudian juga bisa bekerja di pemerintahan seperti Kementerian Lingkungan Hidup dan Kementerian PU, kemudian menjadi dosen, serta bisa menjadi ahli di bidang lingkungan seperti ahli limbah, ahli sistem persampahan, dan lain sebagainya.
Logo KMKL ITB
      Selanjutnya kita akan membahas program studi yang gue pilih di pilihan pertama yaitu teknik kelautan ITB yang memiliki kode jurusan KL. Teknik kelautan adalah ilmu teknik yang mempelajari cara merancang, membangun, memperbaiki, dan merawat infrastruktur di laut maupun tepi laut untuk menunjang kegiatan dan kebutuhan manusia di lautan seperti dermaga, pelabuhan, tambak, oil platform, pembangkit listrik tenaga laut, dan lain sebagainya. Dari pengertian ini, teknik kelautan memiliki sebutan lain yaitu sipil basah. Prodi teknik kelautan ini berdiri pada tahun 1994. Hampir sama dengan teknik sipil, di teknik kelautan mayoritas mata kuliahnya didominasi hal-hal yang berbau fisika dan matematika. Untuk mengetahui lebih jelas mata kuliah apa saja yang dipelajari di teknik kelautan ITB dapat melihat link berikut : http://www.ocean.itb.ac.id/project/kurikulum/. Dalam mengembangkan softskill dan kemampuan berorganisasi, mahasiswa teknik kelautan memiliki wadah yang bernama Keluarga Mahasiswa Teknik Kelautan ITB (KMKL ITB). Prospek kerja dari lulusan teknik kelautan sangat berpotensial dan luas di masa depan seperti kontraktor pembangunan pelabuhan yang lagi gencar pembangunannya di Indonesia, kontraktor pembangunan oil platform maupun instalasi migas lainnya, konsultan di bidang kelautan, bekerja di pemerintahan seperti Kementerian PU maupun Kementerian Kelautan dan Perikanan, serta bisa menjadi dosen/akademisi tentunya.

Logo HIMASDA ITB
      Semua prodi di kampus Ganesha telah kita bahas, sekarang prodi yang bakal kita bahas adalah prodi FTSL di Jatinangor yang gak kalah kerennya. Yang pertama, ada program studi Teknik Pengelolaan Sumber Daya Air (TPSDA) dengan kode jurusan SA. Teknik Pengelolaan Sumber Daya Air adalah ilmu teknik yang mempelajari bagaimana mengelola sumber daya air agar bisa digunakan untuk  memenuhi kebutuhan air manusia dengan menggunakan prinsip-prinsip rekayasa. TPSDA ini termasuk prodi yang muda karena baru didirikan tahun 2013 dan mungkin baru memiliki lulusan pertamanya di tahun 2017 ini. Dahulu TPSDA ini merupakan kelompok keahlian (semacam fokus studi) dari teknik sipil yaitu teknik pengairan dan irigasi (kalau ga salah), namun pada tahun 2013 menjadi prodi baru yang lebih spesifik walaupun di teknik sipil kelompok keahlian tersebut masih ada. Dari hal tersebut, TPSDA bisa disebut sipil air nya ITB. Tidak jauh berbeda dengan teknik sipil, mayoritas mata kuliah di TPSDA adalah berbau fisika dan matematika. Untuk mengetahui lebih jelas tentang mata kuliah yang dipelajari TPSDA ITB bisa melihat link berikut: http://ftsl.itb.ac.id/program-studi/sarjana-teknik-dan-pengelolaan-sumber-daya-air/. Dalam kegiatan berorganisasi dan mengembangkan softskill, mahasiswa TPSDA diwadahi dengan adanya Himpunan Mahasiswa Sumber Daya Air ITB (HIMASDA ITB). Prospek kerja dari lulusan TPSDA sedang berkembang karena salah satu program Nawacita Presiden Jokowi yaitu kemandirian pangan yang ditunjang dengan pengairan dan irigasi yang baik sehingga dibutuhkan peran para lulusan TPSDA untuk membangun waduk dan sistem irigasi baik di wilayah Indonesia. Selain itu, bisa juga menjadi konsultan di bidang TPSDA, dan tentunya juga bisa menjadi dosen.

Logo KMIL ITB
      Terakhir, ada program studi Rekayasa Infrastruktur Lingkungan (RIL) yang memiliki kode jurusan IL.Rekayasa Infrastruktur Lingkungan adalah ilmu rekayasa yang mempelajari bagaimana merekayasa keadaan lingkungan yang ada untuk memenuhi kebutuhan manusia. Sebelum adanya RIL, jurusan ini disebut dengan teknik penyehatan. Lalu, apa perbedaan RIL dengan teknik lingkungan? Menurut informasi dari senior gue, RIL itu skalanya lebih ke skala masyarakat suatu wilayah dan pemerintahan sementara teknik lingkungan skalanya lebih ke skala industri.  Sama seperti TPSDA yang didirikan tahun 2013, prodi RIL ini termasuk prodi muda. Sama halnya dengan teknik lingkungan, mata kuliah di RIL lebih berbau ke kimia dan biologi dibanding dengan fisika dan matematika. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang mata kuliah di RIL ITB bisa melihat link berikut: http://ftsl.itb.ac.id/program-studi/sarjana-rekayasa-infrastruktur-lingkungan/. Seperti prodi-prodi lain di FTSL, mahasiswa RIL memiliki wadah untuk mengembangkan softskill dan kemampuan berorganisasi yaitu Keluarga Mahasiswa Infrastruktur Lingkungan ITB (KMIL ITB). Prospek kerja dari lulusan RIL terbuka luas karena adanya program cipta karya pemerintah melalui Kementerian PU yaitu 100-0-100 (100% akses air bersih, 0% permukiman kumuh, 100% akses sanitasi yang layak di seluruh Indonesia) yang dalam keberjalanannya membutuhkan peran lulusan RIL untuk berkontribusi, kemudian bisa juga menjadi peneliti di bidang lingkungan, dan pastinya bisa menjadi dosen/akademisi.

      Untuk masalah akreditasi, 3 prodi di kampus Ganesha telah berakreditasi A oleh BAN-PT (Badan Akreditasi Nasional – Perguruan Tinggi) ditambah dengan akreditasi internasional dari ABET (Accreditation Board of Engineering and Technology) dari Amerika Serikat. Keuntungan dari berkuliah di jurusan yang berkakreditasi ABET adalah kalian telah dianggap sebagai sarjana yang berstandar internasional dan mungkin juga memudahkan kalian untuk berkuliah magister atau master di jurusan perguruan tinggi internasional lain di seluruh dunia. Sementara untuk 2 prodi di kampus Jatinangor masih berakreditasi B dari BAN-PT tapi gue yakin dalam waktu dekat bakal berubah jadi A bahkan bisa dapet ABET juga kayak prodi yang di Ganesha. Inti dari tulisan gue ini adalah bagi kalian yang tertarik dalam bidang infrastruktur dan ingin membangun negara kita untuk lebih maju di bidang infrastruktur, ayo masuk FTSL ITB! Salam Viva Infrastructura!!!